Rabu, 25 Agustus 2010

Peringatan!!! Kekurangan dan Kegagalan Homeschooling (Indonesia)

Perhatikan Kekurangan homeschooling dan Kegagalan homeschooling yang akan saya beberkan berikut ini.Jika Anda setuju, silakan baca terus. Jika Anda tidak setuju, dan tergoda untuk mengetahui tentang Homeschooling, silakan baca dulu kemudian bandingkan apakah fakta tersebut nyata dalam konsep pendidikan anak-anak anda.

Kegagalan 1: sosialisasi
Kurangnya interaksi, terutama dengan teman sebaya. Pergaulan dengan teman sebaya yang sangat terbatas. Padahal bergaul merupakan satu kebutuhan penting bagi anak-anak usia sekolah

Kegagalan 2 : kompetisi
Tidak melatih semangat berkompetisi. Padahal setiap saat kita harus bersaing untuk menjadi yang terbaik, dengan cara yang santun dan terhormat. Sedangkan Sekolah adalah tempat belajar yang khas yang dapat melatih anak untuk bersaing.

Kegagalan 3 : terisolasi
Sangat besar kemungkinan untuk terisolasi dari lingkungan sosial. Apalagi jika orangtua memilih untuk tidak bergaul dan bersentuhan dengan tetangga dan keluarga besarnya.

Kegagalan 4 : Pergaulan terbatas
Keterbatasan bergaul terutama dengan peer-group (kelompok seumur). Keterbatasan pergaulan dengan berbagai orang yang heterogen secara sosial, dapat membuat anak “takut” dan gamang dalam pergaulan di masyarakat secara umum

Kegagalan 5 : team-work lemah
Karena terbiasa belajar sendiri, sangat besar kemungkinan untuk membuat anak tidak terbiasa bekerja sama, tidak cepat dapat bekerja secara team-work.
Homeschoolers tidak terlatih berinteraksi sebagaimana di sekolah formal sehingga relatif tidak memiliki keterampilan team-work.

Kegagalan 6: kepemimpinan lemah
Homeschoolers agak sulit menjadi pemimpin karena jarang punya kesempatan memimpin, khususnya untuk memimpin dalam kelompok anak seumur.

Kegagalan 7 : kurang survive
Kurangnya interaksi denganteman sebaya dari berbagai strata ekonomi dan sosial membuat homeschoolers kehilangan kesempatan memperoleh pengalaman berharga untuk beradaptasi dan survive hidup bermasyarakat.

Kegagalan 8 : over protective
Karena interaksi dominan denganorangtua, maka anak homeschooling terbiasa merasakan perlindungan Orangtua yang lengkap. Hal itu membawa efek samping yang bisa mengurangi kemandirian anak.

Kegagalan 9 : terisolir
Terisolasi dari lingkungan sosial yang kurang menyenangkan, Memang membuat homeschooler aman dan nyaman, tetapi di bagian lain membawa dampak kurang siapnya homeschooler menghadapi ketidakpastian dan berbagai kesalahan, yang banyak terjadi.

Kegagalan 10: kehilangan masa indah sekolah
Kehilangan kesempatan bergaul dan bergabung dengan peer-group tim sekolah, misalnya tim olahraga, tim OSIS, tim PMR, tim Paskibraka, Cheerleader. Homeschoolers kehilangan masa indah bersekolah

Kegagalan 11: menambah biaya
Ketidakmampuan orangtua untuk menguasai materi pelajaran, sehingga harus mendatangkan tutor. Atau ingin bergabung dengan homeschooling komunitas, yang membebankan biaya komunitas pada pesertanya. Itu berarti menambah biaya.

Home Schooling VS Sekolah Biasa


Homeschooling itu apa?
Homeschooling dalam Bahasa Indonesia biasa diterjemahkan sebagai  “sekolah rumah”,  bersekolah yang tempatnya di rumah, bukan di gedung sekolahan.  Sementara banyak pakar pendidikan yang memilih istilah “sekolah mandiri”, yang konotasinya adalah tanggungjawab dalam proses dan hasil pendidikan adalah mandiri di pundak orangtua, bukan pada orang lain (guru / lembaga sekolah formal)
Di negara maju, istilah homeschooling dikenal dengan sebutan home education,  home based learning atau sekolah mandiri yang dilaksanakan secara individu maupun berkelompok.
Sebagai istilah umum, homeschooling adalah fenomena belajar tidak di sekolah formal
konvensional.  Jadi anak-anak yang lahir di abad 21 ini tidak kudu melakukan pembelajaran  seperti nenek atau orangtuanya di jaman baheula, empat puluh atau enam puluh tahun lalu.
Secara umum, pengertian homeschooling adalah model pendidikan yang dipilih keluarga secara sadar dan bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya.
Bentuk-bentuk homeschooling berada dalam rentang yang lebar antara school-at-home (sekolah tapi di rumah)  hingga unschooling (tidak bersekolah). Sebagian besar praktek homeschooling berada di antara kedua rentang itu.
Homeschooling merupakan pendidikan berbasis rumah yang memungkinkan anak  berkembang sesuai dengan potensi diri masing-masing.
Persamaan Homeschooling dengan Sekolah Formal
Tiga Persamaan Dasar Homeschooling & Sekolah Formal
1.       Adalah :
Model Pendidikan untuk Anak
2.       Tujuan :
Mencari kebaikan dan menggali potensi optimal yang dimiliki anak
3.       Fungsi :
Mengantarkan anak sampai pada tujuan pendidikan, yakni : memiliki modal intelektual, mental, dan spiritual yang memadai untuk menjalani masa mendatang dengan penuh harapan
Perbedaan Homeschooling  dengan Sekolah Formal
1, Sistem Pendidikan
Sekolah Formal :
Standarisasi  sesuai standar yang dipikirkan lembaga sekolah dan Departemen  Pendidikan Nasional
Homeschooling :
Customized : Sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga
2. Fasilitas Pembelajaran
Dibanding sekolah formal apalagi sekolah internasional yang bagus yang mahal,
yang menawarkan fasilitas:  Perpustakaan yang lengkap; Laboratorium bahasa dan sains
Lapangan olah raga dan kolam renang; Fasilitas kesenian dan peralatannya
Maka, fasilitas Homeschooling secara  umum lebih simple dan efisien
3,  Kurikulum
Sekolah Formal relatif lebih “ketat” karena dirancang oleh para pakar dan praktisi pendidikan yang ada : di lembaga sekolah (kurikulum sekolah)  dan Departemen Pendidikan Nasional (kurikulum nasional)
Homeschooling lebih longgar karena boleh nmeminjam kurikulum tersebut di atas atau mengikuti kurikulum dari luar negeri; atau  membuat kurikulum khusus sesuai kebutuhan dan minat anak
4,Pengelolaan
Sekolah Formal : Terpusat pada lembaga-nya; Kurikulumnya diatur ketat
Homeschooling : Bergantung pada orangtua yang memilih materi pengajaran dan kurikulum untuk anaknya
5.Jadwal Belajar
Sekolah Formal : Terjadwal ketat
Homeschooling : Fleksibel; Tergantung kesepakatan  Orangtua dan anak
6.Guru
Sekolah Formal Relatif Lebih Berpengalaman dan Berpendidikan sesuai mata pelajaran
Homeschooling:  Guru utamanya adalah  Orangtua sendiri; dibantu  Orangtua siswa lain; Tutor khusus
7. Penanggungjawab Pendidikan
Sekolah Formal : Sekolah dan guru
Homeschooling : Orangtua
8, Peranan Orangtua
Sekolah Formal : Relatif minimal, karena pendidikan  dijalankan sistem dan para guru
Homeschooling : Dominan, sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak
9. Model Belajar
Sekolah Formal : Relatif sudah mapan dan biasanya  turun temurun, orangtua hanya memilih dan
mengikuti
Homeschooling : Membutuhkan komitmen dan kreatifitas orangtua untuk mendesain  dan melaksanakan model belajar sesuai kebutuhan anak.